Kaizuka7. Diberdayakan oleh Blogger.
Muslim Tak Akan Meninggalkan Sholat

Jalan Kebenaran Hanya Satu ( 1 )



Bismillah walhamdulillah wash shalatu was
salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du:

Hidup ini adalah sebuah perjalanan

Pernahkah kita memikirkan bahwa hidup
ini hakekitnya adalah perjalanan?
Pernahkah kita merenungkan hidup di
dunia ini tidak lain adalah sebuah
perjalanan menuju kepada Allah Ta`ala ?

Tidakkah Anda mengingat sabda
Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wa
sallam :
ﻛﻞّ ﺍﻟﻨﺎﺱِ ﻳﻐﺪﻭ؛ ﻓﺒﺎﺋﻊٌ ﻧَﻔﺴَﻪ ﻓﻤُﻌﺘِﻘﻬﺎ ﺃﻭ ﻣﻮﺑِﻘﻬﺎ
“Setiap hari semua orang melakukan
perjalanan hidupnya, keluar mempertaruhkan
dirinya! Ada yang membebaskan dirinya dan
ada pula yang mencelakakannya!” (Hadits
Riwayat Imam Muslim).

Oleh karena itu Allah dalam firman-Nya
menjelaskan,

ﻳَﻮْﻡَ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻊُ ﻣَﺎﻝٌ ﻭَﻟَﺎ ﺑَﻨُﻮﻥَ

Pada hari dimana harta dan anak-anak laki-
laki tidak berguna,

ﺇِﻟَّﺎ ﻣَﻦْ ﺃَﺗَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻘَﻠْﺐٍ ﺳَﻠِﻴﻢٍ

kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang selamat (Asy-Syu’araa`:
88-89).

Dan Allah Ta’ala berfirman pula:
ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﻳَﺮْﺟُﻮ ﻟِﻘَﺎﺀَ ﺭَﺑِّﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻌْﻤَﻞْ ﻋَﻤَﻠًﺎ ﺻَﺎﻟِﺤًﺎ ﻭَﻟَﺎ
ﻳُﺸْﺮِﻙْ ﺑِﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ ﺭَﺑِّﻪِ ﺃَﺣَﺪًﺍ

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun dalam beribadat kepada
Tuhannya” (Al-Kahfi: 110).

Memang demikianlah hidup ini, yang
diharap dan yang dituju adalah Allah
Ta’ala, berjumpa dengan-Nya, menghadap
kepada-Nya dan melihat wajah-Nya serta
untuk meraih ridha-Nya.

Jalan hidup yang benar hanya ada satu

Suatu saat Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu berkisah,

ﺧَﻂَّ ﻟَﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺧَﻄًّﺎ ﺛُﻢَّ
ﻗَﺎﻝَ ﻫَﺬَﺍ ﺳَﺒِﻴﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺛُﻢَّ ﺧَﻂَّ ﺧُﻄُﻮﻃًﺎ ﻋَﻦْ ﻳَﻤِﻴﻨِﻪِ
ﻭَﻋَﻦْ ﺷِﻤَﺎﻟِﻪِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ ﻫﺬﻩ ﺳﺒﻞ ﻭ ﻋَﻠَﻰ ﻛُﻞِّ ﺳَﺒِﻴﻞٍ
ﻣِﻨْﻬَﺎ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺛُﻢَّ ﻗَﺮَﺃَ } ﻭَﺃَﻥَّ ﻫَﺬَﺍ
ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﻩُ ﻭَﻻَﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ
ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ }

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
membuat sebuah garis lurus bagi kami, lalu
bersabda, ‘Ini adalah jalan Allah’, kemudian
beliau membuat garis lain pada sisi kiri dan
kanan garis tersebut, lalu bersabda, ‘Ini
adalah jalan-jalan (yang banyak). Pada setiap
jalan ada syetan yang mengajak kepada jalan
itu,’ kemudian beliau membaca,

{ ﻭَﺃَﻥَّ ﻫَﺬَﺍ ﺻِﺮَﺍﻃِﻲ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻤًﺎ ﻓَﺎﺗَّﺒِﻌُﻮﻩُ ﻭَﻻَﺗَﺘَّﺒِﻌُﻮﺍ
ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ ﻓَﺘَﻔَﺮَّﻕَ ﺑِﻜُﻢْ ﻋَﻦْ ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ }

‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-
beraikan kalian dari jalan-Nya’” ([Al An’am:
153] Hadits shahih diriwayatkan oleh
Ahmad dan yang lainnya)

Para imam tafsir menjelaskan bahwa pada
ayat ini, Allah Tabaraka wa Ta’ala
menggunakan bentuk jamak ketika
menyebutkan jalan-jalan yang dilarang
manusia mengikutinya, yaitu { ﺍﻟﺴُّﺒُﻞَ } ,
dalam rangka menerangkan cabang-
cabang dan banyaknya jalan-jalan
kesesatan. Sedangkan pada kata tentang
jalan kebenaran, Allah Subhanahu wa
Ta’ala menggunakan bentuk tunggal
dalam ayat tersebut, yaitu { ﺳَﺒِﻴﻠِﻪِ } . karena
memang jalan kebenaran itu hanya satu,
dan tidak berbilang. (Sittu Duror, hal.52).

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Dan ini disebabkan, karena jalan yang
mengantarkan (seseorang) kepada Allah
hanyalah satu. Yaitu sesuatu yang
dengannya, Allah mengutus para Rasul-
Nya dan menurunkan kitab-kitab-Nya.
Tiada seorangpun yang dapat sampai
kepada-Nya, kecuali melalui jalan
ini” (Sittu Duror, hal.53).

Mengenal jalan kebenaran yang satu


Jika Anda ingin tahu apa itu jalan
kebenaran yang hanya ada satu tersebut?
Jawabannya adalah jalan yang pernah
ditempuh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ,
itulah satu-satunya jalan yang bisa
mengantarkan seorang hamba kepada
Allah Azza wa Jalla . Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah pernah menjelaskan
bahayanya tidak mengetahui jalan
kebenaran ini, beliau mengatakan,

ﺍﻟﺠﻬﻞ ﺑﺎﻟﻄﺮﻳﻖ ﻭ ﺁﻓﺎﺗﻬﺎ ﻭ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻳﻮﺟﺐ
ﺍﻟﺘﻌﺐ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮ، ﻣﻊ ﺍﻟﻔﺎﺋﺪﺓ ﺍﻟﻘﻠﻴﻠﺔ

“Ketidaktahuan terhadap jalan kebenaran
ini dan rintangan-rintangannya, serta tidak
memahami maksud dan tujuannya, akan
menghasilkan kepayahan yang sangat,
disamping itu faedah yang didapatkanpun
sedikit” (Sittu Duror, hal. 54). Karena
begitu pentingnya mengenal jalan
kebenaran tersebut, maka mari kita
mempelajari jalan kebenaran yang hanya
ada satu itu, yang semua kaum muslimin
mensepakatinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
menjelaskan jalan yang lurus tersebut
dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
ﺗَﺮَﻛْﺖُ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﻣَﺎ ﺇِﻥْ ﺗَﻤَﺴَّﻜْﺘُﻢْ ﺑِﻪِ ﻟَﻦْ ﺗَﻀِﻠُّﻮﺍ ﺑَﻌْﺪِﻱ
ﺃَﺑَﺪًﺍ ﻛِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺳُﻨَّﺘِﻲْ

“Aku tinggalkan untuk kalian sesuatu. Jika
kalian berpegang teguh kepadanya, kalian
tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitab
Allah dan Sunnahku” (Diriwayatkan Imam
Malik dan yang lainnya, dihasankan oleh
Syaikh Al-Albani).

Ya, jalan kebenaran yang hanya satu itu
adalah jalan Kitabullah dan sunnah Rasul-
Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, keduanya
adalah jalan yang lurus . Sebagaimana
dijelaskan oleh Abdullah bin Mas’ud
Radhiyallahu ‘anhu ,

ﺍﻟﺼِّﺮَﺍﻁُ ﺍﻟْﻤُﺴﺘَﻘـِﻴْﻢُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺗَﺮَﻛَﻨَﺎ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ

“Jalan yang lurus, yaitu jalan yang
ditinggalkan Rasulullah untuk kami” (Atsar
shahih, dikeluarkan Ath Thabari dan yang
lainnya)

Mana dalilnya, bahwa Al-Quran dan As-
Sunnah adalah jalan yang lurus?


Dalil Al-Quran adalah jalan yang lurus
Allah Ta’ala berfirman:


ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﻗَﻮْﻣَﻨَﺎ ﺇِﻧَّﺎ ﺳَﻤِﻌْﻨَﺎ ﻛِﺘَﺎﺑًﺎ ﺃُﻧْﺰِﻝَ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ
ﻣُﻮﺳَﻰٰ ﻣُﺼَﺪِّﻗًﺎ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻳَﻬْﺪِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺤَﻖِّ
ﻭَﺇِﻟَﻰٰ ﻃَﺮِﻳﻖٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻢٍ

“Mereka berkata: “Hai kaum kami,
sesungguhnya kami telah mendengarkan
Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan
sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab
yang sebelumnya lagi memimpin kepada
kebenaran dan kepada jalan yang lurus” (Al-
Ahqaaf: 30).

Dalil As-Sunnah adalah jalan yang lurus
Allah Ta’ala berfirman:


ﻭَﺇِﻧَّﻚَ ﻟَﺘَﻬْﺪِﻱ ﺇِﻟَﻰٰ ﺻِﺮَﺍﻁٍ ﻣُﺴْﺘَﻘِﻴﻢٍ

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”
(Asy-Syuuraa: 52).

Dengan demikian Al-Quran dan As-Sunnah
adalah jalan yang lurus, inilah satu-
satunya jalan kebenaran, keduanya
hakikatnya adalah satu kesatuan, sama-
sama wahyu Allah Ta’ala .

Wajibnya berpegang teguh dengan Al-
Quran dan As-Sunnah


Kita wajib berpegang teguh dengan Al-
Quran dan As-Sunnah, karena kita
diwajibkan mena’ati Allah dan Rasul-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam , dalilnya adalah
firman Allah Ta’ala:

ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺃَﻃِﻴﻌُﻮﺍ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ
ﻭَﺃُﻭﻟِﻲ ﺍﻟْﺄَﻣْﺮِ ﻣِﻨْﻜُﻢْ

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (-Nya), dan Ulil amri di
antara kamu” (An-Nisaa’: 59).

Menaati Allah adalah dengan berpegang
teguh kepada Al-Quran dan taat kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan berpegang teguh kepada sunnah
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Catatan :

Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah sumber hukum Islam
Al-Hadits adalah hujjah/dalil,
sebagaimana Al-Quran, karena keduanya
adalah sama-sama wahyu dari Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ﺃﻻ ﺇﻧﻲ ﺃﻭﺗﻴﺖ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﻣﺜﻠﻪ ﻣﻌﻪ

“Ketahuilah sesungguhnya saya diberi
(wahyu) Al-Quran dan (wahyu) yang
semisalnya bersamaan dengannya (As-
Sunnah)” (HR. Abu Dawud dan Ahmad,
sedangkan lafadz ini adalah lafadz riwayat
beliau. Hadits ini dishahihkan Syaikh Al-
Albani).

Hakikatnya berpegang teguh dengan
sunnah adalah ketaatan kepada Allah dan
mengamalkan Al-Quran, karena Allah
berfirman di dalam Al-Quran:

ﻣَﻦْ ﻳُﻄِﻊِ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝَ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﻃَﺎﻉَ ﺍﻟﻠَّﻪ

“Barangsiapa yang mentaati Rasul
itu,sesungguhnya ia telah mentaati
Allah” [An-Nisaa`:80].

Fungsi As-Sunnah

Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam hakikatnya sama dengan Kitab
Allah, yaitu sama-sama sebagai wahyu
Allah. Fungsi sunnah itu sebagai penjelas
bagi Kitab Allah ‘Azza wa Jalla . Bahkan,
makhluk terbaik yang menafsirkan Al-
Quran adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam , sebagaimana firman Allah Azza
wa Jalla .

ﻭَﺃَﻧﺰَﻟْﻨَﺂ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮَ ﻟِﺘُﺒَﻴِّﻦَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﻣَﺎﻧُﺰِّﻝَ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ

“Dan Kami turunkan kepadamu Aquran, agar
kamu menerangkan kepada umat manusia
apa yang telah diturunkan kepada
mereka” (An Nahl: 44).

As-Sunnah menjelaskan apa yang ada di
dalam Al-Quran yang masih global dengan
merincinya, seperti masalah salat, puasa,
zakat, haji, dan yang lainnya. Jadi As-
Sunnah yang shahih tidak akan pernah
bertentangan dengan Al-Quran. Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan
makna Al-Quran dan beliau pun telah
memberi contoh bagaimana
mengamalkannya, sehingga semua ayat
Al-Quran menjadi jelas makna dan
prakteknya bagi umat ini .

Bahkan seorang muslim tidak harus
menunggu mengetahui dalil dari Al-Quran
dalam melakukan sebuah ibadah, jika ia
sudah mengetahui satu saja dalil dari
hadits yang shahih, selama hadits
tersebut sudah cukup menunjukkan
kepada suatu bentuk/tata cara ibadah,
maka bisa langsung mengamalkan hadits
tersebut.

Kesimpulan

Jalan kebenaran hanya satu, yaitu
jalan Al-Quran dan As-Sunnah.
Karena keduanya sama-sama dari
Allah dan fungsi As-Sunnah
menjelaskan Al-Quran dan merinci
yang global darinya, maka hakikat
keduanya merupakan satu kesatuan,
satu jalan kebenaran.

Al-Quran dan As-Sunnah adalah jalan
yang lurus.
Kita wajib berpegang teguh dengan
Al-Quran dan As-Sunnah.
Al-Quran dan As-Sunnah sama-sama
sebagai sumber hukum Islam, karena
keduanya sama-sama sebagai wahyu
Allah.
***

(Diolah dari kitab Sittu Durar min Ushul Ahlil
Atsar, Syaikh Ar-Ramadhani, dengan
beberapa tambahan).

Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.Or.Id

Pubish kembali oleh http://kaizuka7.blogspot.com/
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Jalan Kebenaran Hanya Satu ( 1 )"
 
Template By Kunci Dunia
Back To Top