Kaizuka7. Diberdayakan oleh Blogger.
Muslim Tak Akan Meninggalkan Sholat

Febi Memeluk Islam setelah Meragukan Natal Yesus

baru masuk islam

KITA tak pernah tahu kapan hidayah Allah datang dan pada siapa hidayah itu menetap. Tugas kita hanyalah berusaha dan berdo’a. Tak ada yang tak mungkin bagi Allah, yang Maha membulak-balikkan hati hambanya. Termasuk kisah Febiana Kusuma Ariesta seorang aktivis gereja yang akhirnya luluh dengan Islam.

Bearawal dari keluarga aktivis di gereja itulah Febi mengenal Kristen hingga terdidik untuk menjadi aktivis gereja. Semasa kecil, ia beribadah di GPIB Cinere, ketika remaja ia pindah ke Gereja Alfa Omega di Semarang. Pada masa remaja, saat SMA Febi menjadi guru Sekolah Minggu di gereja.

“Opung saya, laki-laki dan perempuan itu semua aktif di gereja. Dari merekalah saya mengenal Kristen dan aktif di gereja. Sejak saat itu saya mulai aktif di kegiatan gereja, saat natal itu ada drama dan paduan suara,” ujarnya

Saat mengikuti drama Natal itulah imannya sedikit demi sedikit mulai goyah. Akal dan hati nuraninya tidak bisa menerima peringatan hari ulang tahun kelahiran Tuhan. Penelitiannya berlanjut ketika ia membaca kisah Natal dalam Alkitab (Bibel).

Dalam Injil Lukas pasal 2 diceritakan bahwa pada saat kelahiran Yesus, para penggembala ternak berada di padang Yudea.

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam,” (Lukas 2:8).

Menurut ilmu meteorologi dan geofisika, keadaan cuaca di Timur Tengah pada tanggal 25 Desember dan sekitarnya, di wilayah Yudea daerah kelahiran Yesus, adalah musim salju yang sangat dingin. Mustahil para penggembala membawa ternaknya ke padang pada malam hari di musim salju yang sangat dingin.

Febi menyimpulkan bahwa Yesus tidak mungkin lahir tanggal 25 Desember karena tidak sesuai dengan situasi kelahiran Yesus yang tercatat dalam Bibel.

“Jadi buat saya ini tidak masuk akal. Sejak saat itu kehidupan saya mulai tidak tenang dan mulai mencari-cari keyakinan yang benar,” jelasnya.

Dalam kegalauan iman, Febi berusaha lebih aktif ke gereja untuk mencari jawaban. Tapi yang ia dapatkan bukan ketenangan, malah merasakan banyak keganjilan. Sebelum dibabtis Febi mengikuti Katekisasi gereja untuk pendalaman iman. Saat belajar itu Febi makin menemukan banyak pertanyaan dan keraguan yang belum terjawab.

Salah satu doktrin Kristen yang terasa ganjil di benaknya adalah inkarnasi Tuhan menjadi manusia Yesus untuk ditangkap, diolok-olok, disiksa, dicambuk, disesah, diludahi dan disalib hingga tewas mengenaskan di tiang salib (Markus 10:34).

“Ini tidak masuk akal, kok ada Tuhan yang menjelma jadi manusia lalu disiksa dan disalib. Kalau Tuhan itu Maha Pengampun dan penuh Kasih, kenapa tidak dia ampuni saja dosa manusia tanpa prosedur sadis seperti itu?” ujarnya.

Semakin mendalami Bibel, Febi semakin meragukan doktrin ketuhanan Yesus. Injil Matius 4:1-11 menceritakan bahwa Yesus dibawa Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis. Febi semakin meragukan doktrin ketuhanan Yesus. Jika Yesus adalah Tuhan atau penjelmaan Tuhan, mengapa dia bisa dicobai iblis yang jahat? Ini bertentangan dengan Surat Yakobus 1:13, bahwa Tuhan tidak dapat dicobai oleh yang jahat.

“Bibel mengisahkan Yesus yang penjelmaan Tuhan itu dicobai iblis. Kalau dia Tuhan kok bisa dia dicobai oleh iblis yang Dia ciptakan sendiri. Itu yang membuat keyakinan saya bertambah bahwa agama Kristen ini tidak benar,” simpulnya. []

DALAM kegalauannya mencari kebenaran, Allah punya rencana lain, menuntun Febi kepada Islam melalui pembantu rumahnya. Suatu hari Febi melihat pembantunya wudhu dan menunaikan shalat dengan mengenakan mukena putih.

“Kamu ngapain?” tanya Febi.

“Sedang shalat dan berdoa,” jawab sang pembantu.

“Lalu untuk apa kamu wudhu dulu sebelum shalat?” lanjut Febi.

“Karena untuk menghadap Allah Yang Maha Suci kita harus bersih dan suci,” jelasnya.

Rupanya dialog singkat itu sangat berkesan di hati Febi. Penjelasan sang pembantu itu bisa diterima logikanya.

“Kalau mau bertemu orang penting seperti bos saja harus rapih dan bersih, masa mau menghadap Tuhan kita tidak bersih?” pikirnya.

Sejak itulah Febi mulai membanding-bandingkan Islam dengan Kristen. Beberapa keunggulan Islam dalam benak Febi waktu itu adalah persamaan semua orang di rumah ibadah. Di masjid tidak ada perbedaan shaf antara orang kaya dan orang miskin.

Keistimewaan Islam lainnya, Al-Qur’an biasa dibaca sampai khatam dari surat Al-Fatihah yang pertama sampai ayat terakhir surat An-Nas. Sementara dalam kekristenan tidak ada tradisi membaca secara tuntas dari kitab Kejadian pasal satu sampai kitab Wahyu yang terakhir.

Umat Islam melaksanakan shalat Jum’at karena ada perintahnya dalam Al-Qur’an. Tapi umat Kristen beribadah pada hari Minggu, padahal dalam 10 Firman Bibel ada perintah menguduskan hari Sabat (Sabtu). “Sepuluh Titah Allah itu kan hal yang harus ditaati, salah satunya adalah diperintahkan agar menguduskan hari Sabat. Tapi kenapa orang Kristen itu ke gerejanya hari Minggu?” paparnya.

Dalam pengembaraan iman itu, keraguan Febi terhadap doktrin ketuhanan Yesus mulai terjawab. Sebuah ayat Injil menjadi kelegaan imannya, di mana Yesus berterus terang bahwa dirinya adalah nabi utusan Allah.

Dalam Injil Yohanes 12:49 Yesus berkata: “Sebab aku berkata-kata bukan dari diriku sendiri, tetapi Bapa yang mengutus aku, Dialah yang memerintahkan aku untuk mengatakan apa yang harus aku katakan dan aku sampaikan.”

“Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa Yesus itu adalah utusan Allah,” ujarnya.

Setamat SMA Febi melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia (FISIP UI). Di awal kuliah, ia tak bisa mememdam kerinduannya untuk memeluk agama yang benar. Pada tahun 1997 ia pun memutuskan untuk hijrah menjadi pemeluk Islam. Secara formalitas, ia mengikrarkan dua kalimat syahadat di sebuah masjid di daerah Pondok Kopi, Jakarta Timur pada tahun 1998.

Setelah masuk Islam, Febi sangat menikmati hidup baru dan ibadahnya, meski masih tinggal satu atap dengan kedua orang tua yang beda akidah. Namun setelah keluarganya mengetahui bahwa ia memeluk agama Islam, ia diusir dari rumah. Semenjak itu cobaan silih berganti menghampirinya. Namun, Febi tetap teguh memegang Ajaran Islam.

Sumber : http://www.mualafcenter.com/
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Febi Memeluk Islam setelah Meragukan Natal Yesus"
 
Template By Kunci Dunia
Back To Top