Telah disebutkan sebelumnya, 15 abad yang
lalu Jibril dengan wujud aslinya pernah
turun di langit Mekah, antara langit pertama
dan muka dunia. Di dalam Alquran dan
hadits dijelaskan pula bahwa Jibril
beberapa kali turun ke bumi untuk berjumpa
dengan kekasih-kekasih Rab-Nya atau
menghukum para pendosa yang durhaka.
Penyampai Wahyu dan Pendidik Umat
Pada masa kerasulan Muhammad
ﷺ , Jibril pernah menapaki
tanah Madinah menemui kekasih Rab-Nya,
Muhammad ﷺ . Ia datang
sebagai pengantar kalam Ilahi atau sebagai
pendidik para sahabat Nabi.
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits
dari ibunda Aisyah radhiallahu ‘anha
menjelaskan bagaimana wahyu datang
kepada Nabi ﷺ. Aisyah
berkata, al-Harits bin Hisyam pernah
bertanya kepada Rasulullah
ﷺ
ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻴْﻒَ ﻳَﺄْﺗِﻴﻚَ
ﺍﻟْﻮَﺣْﻲُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
ﺃَﺣْﻴَﺎﻧًﺎ ﻳَﺄْﺗِﻴﻨِﻲ ﻣِﺜْﻞَ ﺻَﻠْﺼَﻠَﺔِ
ﺍﻟْﺠَﺮَﺱِ ﻭَﻫُﻮَ ﺃَﺷَﺪُّﻩُ ﻋَﻠَﻲَّ
ﻓَﻴُﻔْﺼَﻢُ ﻋَﻨِّﻲ ﻭَﻗَﺪْ ﻭَﻋَﻴْﺖُ
ﻋَﻨْﻪُ ﻣَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﺃَﺣْﻴَﺎﻧًﺎ ﻳَﺘَﻤَﺜَّﻞُ
ﻟِﻲ ﺍﻟْﻤَﻠَﻚُ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻓَﻴُﻜَﻠِّﻤُﻨِﻲ
ﻓَﺄَﻋِﻲ ﻣَﺎ ﻳَﻘُﻮﻝُ
“Wahai Rasulullah, bagaimanakah cara
wahyu sampai kepadamu?” Beliau
ﷺ menjawab,”Terkadang
wahyu itu datang kepadaku seperti suara
lonceng, dan inilah yang terberat bagiku,
dan aku memperhatikan apa dia katakan.
Dan terkadang seorang malaikat mendatangi
dengan berwujud seorang lelaki, lalu dia
menyampaikan wahyu kepadaku, aku pun
memperhatikan apa yang dia ucapkan.”
Beberapa kali Jibril datang kepada Nabi
dengan sifat-sifat kemalaikatannya. Keadaan
inilah yang terberat bagi Nabi. Dan
terkadang ia datang dengan fisik laki-laki.
Umar pernah bercerita bahwa ada seorang
laki-laki yang mengenakan pakaian putih
bersih dan rambut yang sangat hitam
datang menemui Nabi ﷺ .
Tidak ada seorang sahabat pun yang
mengenal laki-laki itu, tetapi ia kelihatan
begitu dekat dengan Nabi. Ia bertanya
tentang Islam, iman, dan ihsan. Di akhir
pertemuan Nabi bertanya kepada Umar,
“Wahai Umar, tahukah engkau siapakah
dia?” “Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui.” Jawab Umar. “Sesungguhnya
dia Jibril. Dia datang untuk mengajarkan
agama kepada kalian”. Sambung Rasulullah
ﷺ (HR. Muslim).
Ada salah seorang sahabat Nabi
ﷺ yang Jibril suka
menyerupainya saat menjadi manusia.
Namanya Dihyah bin Khalifah al-Kalbi. Dari
Anas, Nabi ﷺ bersabda,
“Jibril datang serupa dengan fisik Dihyah.
Dan Dihyah adalah seorang laki-laki yang
tampan”. ( Siyar A’lamin Nubala , Hal: 554).
Panglima Perang Para Malaikat
Saat situasi genting di Perang Badr. Umat
Islam yang berjumlah tiga ratus beberapa
belas orang dengan tanpa persenjataan
lengkap disongsong oleh 950 pasukan
musyrik Mekah dengan perlengkapan
perangnya. Jibril datang atas perintah
Rabnya dengan membawa ribuan pasukan
malaikat dari langit ke-3.
Rasulullah ﷺ mengabarkan
kepada Abu Bakar, “Bergembiralah wahai
Abu Bakar. Pertolongan Allah datang. Ini
Jibril di giginya ada debu-debu (dari medan
perang)”. ( Fiqhu ash-Shirah , Hal: 408).
Dalam hadits yang lain, beliau bersabda,
ﻫَﺬَﺍ ﺟِﺒْﺮِﻳْﻞُ ﺁﺧِﺬٌ ﺑِﺮَﺃْﺱِ
ﻓَﺮَﺳِﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺃَﺩَﺍﺓُ ﺍﻟْﺤَﺮْﺏِ
“Ini adalah Jibril sedang memegang kepala
kudanya, dan ia membawa peralatan
perang.” (HR. al-Bukhari, no. 3995).
Bagaimana kiranya, jika Jibril yang perkasa
turut membantu dalam peperangan?
Pasukan mana yang akan menderita
kekalahan ketika Allah telah memberikan
pertolongan sedemikian? Saat kemenangan
diraih, ribuan malaikat itu tidak serta merta
menghabisi semua musuh yang ada di
medan laga. Inilah hikmah agama kita yang
mulia, 950 orang musyrik itu tidak
dibinasakan seketika. Perang dalam Islam
bukan berarti membunuh dan membantai.
Jika Allah menghendaki, tentu saja ribuan
malaikat dari langit ketiga itu mampu
menghabisi mereka semua. Namun di akhir
peperangan hanya 70 orang musyrik yang
tewas dan 70 lainnya ditawan.
Keperkasaan Jibril, Adzab Atas Kaum
Sodom
Ratusan atau mungkin ribuan abad yang
lalu, saat bumi usianya tak setua saat ini.
Jibril bersama Mikail dan Israfil pernah
datang kepada kekasih Allah, Rasulullah
Ibrahim ﷺ . Ketiganya datang
memberikan kabar gembira kepada Ibrahim
dan Sarah akan kehadiran buah hati mereka
Ishaq. Kemudian ketiganya bertolak menuju
kaum Rasulullah Luth. Di sinilah tajuk Jibril
yang perkasa akan kita pahami secara
sempurna.
Allah ﷻ menciptakan banyak makhluk
yang lebih kuat dari manusia. Bangsa jin
salah satu di antaranya. Di masa Nabi
Sulaiman salah satu jin pernah
menyanggupi permintaan Nabi Sulaiman
mengangkat singgasana Ratu Bilqis
sebelum Sulaiman berdiri dari duduknya.
ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤَﻠَﺄُ ﺃَﻳُّﻜُﻢْ
ﻳَﺄْﺗِﻴﻨِﻲ ﺑِﻌَﺮْﺷِﻬَﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ
ﻳَﺄْﺗُﻮﻧِﻲ ﻣُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ
Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar,
siapakah di antara kamu sekalian yang
sanggup membawa singgasananya
kepadaku sebelum mereka datang kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah
diri”. (QS. An-Naml: 38).
ﻗَﺎﻝَ ﻋِﻔْﺮِﻳﺖٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠِﻦِّ ﺃَﻧَﺎ
ﺁﺗِﻴﻚَ ﺑِﻪِ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺗَﻘُﻮﻡَ ﻣِﻦْ
ﻣَﻘَﺎﻣِﻚَ ۖ ﻭَﺇِﻧِّﻲ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻟَﻘَﻮِﻱٌّ
ﺃَﻣِﻴﻦٌ
Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin:
“Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgsana itu kepadamu sebelum
kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk
membawanya lagi dapat dipercaya”. (QS.
An-Naml: 39).
Kemudian malaikat membawanya kepada
Sulaiman dengan kecepatan dan kekuatan
yang lebih mencengangkan lagi, yakni lebih
cepat kedipan mata singgasana Ratu Bilqis
bisa hadir di hadapan Nabi Sulaiman.
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻋِﻠْﻢٌ ﻣِﻦَ
ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﺃَﻧَﺎ ﺁﺗِﻴﻚَ ﺑِﻪِ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ
ﻳَﺮْﺗَﺪَّ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻃَﺮْﻓُﻚَ
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu
dari al-Kitab: “Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu
berkedip”. (QS. An-Naml: 40).
Para ulama menafsirkan ayat ini bahwa
orang shaleh itu memohon kepada Allah.
Kemudian Allah perintahkan malaikat
membawa singgasana Bilqis dari Yaman
menuju Syam (Palestina) yang berjarak
3000 Km hanya dalam kejapan mata.
Kekuatan manusia pun masih kalah
dibanding hewan-hewan ciptaan Allah;
Eastern Lowland Gorila mampu mengangkat
beban seberat 2000 Kg, bahkan semut
pemotong daun atau yang kita kenal dengan
semut rang-rang saja mampu mengangkat
benda 50 puluh kali berat badannya.
Lalu bagaimana dengan Jibril? Makhluk
ciptaan Allah yang perkasa dan dianugerahi
pula kecerdasan.
ﻋَﻠَّﻤَﻪُ ﺷَﺪِﻳﺪُ ﺍﻟْﻘُﻮَﻯٰ﴿٥﴾ﺫُﻭ
ﻣِﺮَّﺓٍ ﻓَﺎﺳْﺘَﻮَﻯٰ
“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril)
yang sangat kuat. Yang mempunyai akal
yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan
diri dengan rupa yang asli.” (QS. an-Najm:
5-6).
Jibril pernah mencongkel bumi seluas lima
desa kemudian mengangkatnya ke langit,
dan membalikkannya hanya dengan satu
sayap kanannya. Ya, Jibril mengangkat
kampung kaum Nabi Luth untuk mengadzab
mereka.
Kaum Luth adalah kaum pendosa. Mereka
telah menyekutukan Allah, mendustakan
Rasulullah Luth ﷺ , berbuat
kotor dengan homoseksual yang belum
pernah dilakukan oleh orang sebelum
mereka, dan menantang datangnya adzab.
Kisah adzab merek bermula dengan
kedatangan Jibril, Mikail, dan Israfil dengan
sosok laki-laki tampan dan gagah menemui
Rasulullah Luth. Tiga orang tamu yang
rupawan ini membuat Luth merasa cemas,
khawatir kalau kaumnya akan mengganggu
mereka.
“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami
(para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa
susah dan merasa sempit dadanya karena
kedatangan mereka, dan dia berkata: ‘Ini
adalah hari yang amat sulit’.” (QS.Huud:
77).
Karena khianat istri Nabi Luth, kehadiran
para tamu pun bocor ke telinga kaum gay
ini. Bertambahlah kegelisahan Luth. Beliau
yanga sangat memuliakan tamu dan tidak
ingin tamunya terganggu dan tersakiti.
Luth berkata: “Seandainya aku mempunyai
kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku
dapat berlindung kepada keluarga yang kuat
(tentu aku lakukan)”. (QS.Huud: 80).
Akhirnya para utusan itu berkata:
Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth,
sesungguhnya kami adalah utusan-utusan
Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan
dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah
dengan membawa keluarga dan pengikut-
pengikut kamu di akhir malam dan
janganlah ada seorangpun di antara kamu
yang tertinggal, kecuali isterimu.
Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang
menimpa mereka karena sesungguhnya saat
jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu
subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”.
(QS. Huud: 81).
Dari sini kita mengetahui, para wali Allah
dari kalangan Rasul pun tidak mengetahui
perkara gaib.
Syahwat syaithoniyah kaum Luth makin
membuncah liar tak terbendung. Malam itu,
mereka mencoba mendobrak pintu rumah
Nabi Luth. Lalu Jibril memukul wajah-wajah
mereka dengan ujung sayapnya hingga
mereka menjadi buta. Dengan terhuyung-
huyung mereka kembali ke rumah. Lalu
Jibril memerintahkan Luth agar keluar
bersama orang-orang beriman lainnya. Dan
datanglah adzab yang pedih kepada kaum
Luth.
Di pagi hari, Jibril congkel bumi kampung
kaum Luth dengan satu sayapnya.
Kemudian ia angkat ke langit pertama
dengan segala isinya. Hingga penduduk
langit mendengar jeritan manusia-
manusianya, lengkingan suara anjingnya,
dan kokok ayam yang ada di dalamnya.
Setelah itu ia balik bongkahan besar itu,
bagian bawah diputar menjadi sisi atas.
Lalu dilemparkan kembali ke bumi. Diikuti
hujan batu dari sijjil.
Qatadah mengatakan, “Sampai kepada kami
bahwa Jibril mengangkat bagian tengah
desa. Kemudian ia lemparkan ke langit.
Hingga penduduk langit mendengar
gongong dan salak anjing mereka. Bagian-
bagiannya pun saling
menghancurkan.” ( Tafsir al-Quran al-Azhim ,
tafsir Surat Hud: 82-83).
Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi
mengatakan, “Kampung kaum Luth itu ada 5
kampung; Sodom (Arab: ﺳﺪﻭﻡ) –inilah
kampung terbesar-, Sha’bah (Arab: ﺻﻌﺒﺔ ),
Sha’wa (Arab: ﺻﻌﻮﺓ), Atsra (Arab: ﻋﺜﺮﺓ ),
dan Duma (Arab: ﺩﻭﻣﺎ ) ( Tafsir al-Quran al-
Azhim, tafsir Surat Hud: 82-83).
Allah al-Aziz Yang Maha Perkasa,
bayangkan!! Daratan sebesar lima desa,
dicongkel dan diangkat beigitu saja menuju
langit yang tingginya hanya ditakar dengan
mata. Mata yang lemah, yang tidak tahu
berapa jarak pastinya. Pohon-pohon, istana
dan bangunan kokoh, manusia dan hewan,
serta segala macam isinya melayang ke
ufuk dengan satu sayap makhluk yang
perkasa. Jika demikian apalah artinya kita?
Kita kadang marah kepada Allah Sang
Pencipta tatkala ia menurunkan hujan atau
mamaparkan teriknya matahari ke bumi.
Seolah-olah kita mampu melawan-Nya. Kita
kadang membusungkan dada, mengkritik
hukum-hukum-Nya karena kita anggap
kejam dan tak adil. Kita tidak kenal limit
logika kita. Sebagian dari kita juga sering
menyorotkan mata ke langit, protes atas
ketetapan takdir-Nya. Padahal Dialah al-Alim
(Yang Maha Mengetahui) dan al-Hakim
(Yang Maha Bijaksana). Dibandingkan Jibril
saja, apalah artinya kita?
Mudah-mudahan dengan mentadabburi
makhluk Allah, Jibril ‘alaihissalam, membuat
kita semakin takut dan taat kepada Allah.
Kita hayati kebesaran-Nya dalam takbir
shalat kita, karena Dialah al-Akbar. Kita
agungkan Dia dalam rukuk-ruku kita, karena
Dialah Rabb al-Azhim. Kita tinggikan Dia
dalam sujud-sujud kita, karena Dialah Rabb
al-A’la. Innahu ‘ala kulli syai-in qodir… (Dia
kuasa atas segala sesuatu)…
Sumber:
– al-Asyqar, Umar bin Sulaiman. 1995.
Alam al-Malaikah al-Abrar. Dar an-Nafa-is.
– Katsir, Ibnu. Tafsir al-Quran al-Azhim.
– al-Khomis, Utsman bin Muhammad. 2010.
Fabihudahum Iqtadih. Kuwait: Dar al-Ilaf ad-
Daulah.
– al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 1433
H. Syarhu Riyadhush Shalihin. Riyadh:
Madar al-Wathan li an-Nasyr.
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com
0 Komentar untuk "Jibril Yang Perkasa, Pemimpin Para Malaikat (2/2)"